KOSADATA - Sejumlah komunitas kembali menggelar kontes enam batu akik khas Indonesia bernilai jual tinggi. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, juga dilakukan santunan kepada sebanyak 50 anak yatim di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur.
Sejurus kontes 6 batu akik diadakan terus oleh para pecintanya sebagai upaya menggeliatkan kembali batu akik untuk mendongkrak perekonomian para pedagang dan pengrajin batu akik.
Kepala Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan mengatakan, pihaknya melibatkan sejumlah komunitas pecinta batu akik dalam menggelar kontes dan sekaligus memberikan santunan kepada 50 anak yatim.
Kali ini, ada enam jenis batu akik yang diperlombakan dalam kegiatan yang digelar di Pasar Rawa Bening.
"Kali ini, kontes diikuti oleh 6 komunitas batu akik yaitu Bacan, Pandan, Anggur, Garut, Kalimaya, dan Wulung. Ini semua batu asli Indonesia, contoh batu Pandan memang bermacam-macam jenisnya yang disukai kalangan tertentu," ujar Subhan di Pasar Rawa Bening, Senin (13/3/2023).
Mantan humas Perumda Pasar Jaya itu menjelaskan, melalui kontes itu diharapkan di Pasar Rawa Bening khususnya yang terkenal pusat batu akiknya, dapat kembali terangkat.
Pihaknya juga bersyukur, Suku Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif (Parekraf) Jakarta Timur terus memberikan dukungannya dalam setiap kegiatan maupun event yang digelar.
"Dengan begitu pastinya perekonomian para pedagang dan pengrajin kembali tumbuh dengan penjualan yang dilakukan. Apalagi, selama beberapa bulan belakangan ini, berbagai jenis batu akik juga terus menjadi perhatian para pecintanya di luar negeri," ungkap Subhan.
Sementara, Ketua panitia kontes batu akik, Yohanes Setyawan menambahkan, dalam kontes yang digelar kali ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai komunitas para pecinta batu akik.
"Sebenarnya ini mengalami peningkatan, karena sebelumnya hanya komunitas Bacan, dan sekarang banyak yang ikut, bahkan kedepannya komunitas (batu) gambar juga ikut andil," terang Yohanes yang juga Ketua Pengurus Harian Asosiasi Puspa Cakra di lokasi acara.
Dikatakan pria akrab disapa Jes, penilaian dilakukan dalam setiap batu yang ditampilkan berbagai macam. Batu yang ikut kontes akan dinilai mulai dari warna, kejernihan, kebersihan, hingga bentuk gosokan.
"Bahkan, batu yang dilombakan dilengkapi hasil pemeriksaan dari laboraturium, jadi batu sudah teridentifikasi semua bahwa benar semua jenisnya, ngga ada penambahan lain, dan untuk jenis Bacan wajib memiliki sertifikasi," tambah Yohanes.
Dalam kesempatan itu, Ama Sugiarto, 49, selaku Presiden Asosiasi Kalimaya Indonesia mengatakan, dari komunitas batu senang sekali akhirnya ada gabungan komunitas yang kebetulan ada 6 batu dikonteskan di Pasar Rawa Bening.
"Kami senang banget, akhirnya ada gabungan kontes 6 batu akik. Sebelumnya kan ada kontes juga tapi hanya satu komunitas aja," ujarnya.
Dia katakan, ketika komunitas itu mempunyai niat, ternyata bisa berjalan kegiatan kontes 6 batu ini. "Ternyata bisa loh, diaktifkan lagi, digerakkan lagi, sehingga terwujud. Proses yang tidak sebentar. Terutama penggeraknya itu harus ada hingga ada road show juga," katanya.
Pria akrab disapa Mr As menambahkan, seperti pada akhir pekan, aktivitas komunitas menjadi aktif. Sehingga pihaknya dari komunitas Kalimaya senang dapat ikut serta menjadi bagian dari kontes itu. "Lumayan ramai ya yang ikut, kami dari komunitas Kalimaya senang ikut meramaikan," tukasnya.
Lebih jauh, untuk kontes batu Kalimaya sendiri ada beberapa kelas baru, hanya waktu sosialisasinya tidak panjang. Tapi lumayan kuotanya lebih dari 70.
"Buat kami ini prestasi banget. Dengan waktu sesingkat ini ya, animonya lumayan bagus," tandasnya.
Di komunitas Kalimaya sendiri ada asosiasi induk namanya Asosiasi Kalimaya Indonesia yang di bawahnya ada beberapa komunitas seperti Maja, Cirebon, Semut dari Jakarta dan lain-lain.
Untuk batu akik, pastinya ada keunikan tersendiri dari masing-masing batunya. Namun, sambungnya, keunikan batu Kalimaya ada pada tujuh warna dalam satu batu. "Bisa dibayangkan jika batu dimainkan dan digerakkan batunya ada warna kerlap kerlip. Itu yang membuat batu kalimaya itu unik," ucapnya.
Menurutnya, satu-satunya batu yang mempunyai banyak karakter ada di Kalimaya. "Jadi itu yang unik dari batu ini, buat kami Kalimaya sulit tergantikan dengan batu lainnya. Tetapi setiap batu ada tastenya tersendiri. Pandan punya sisik betoknya, kalau Kalimaya ada corak kembangnya berwarna warni itu yang menjadi satu daya tarik tersendiri bagi kami".
Dia berharap, ke depannya komunitas ingin setiap bulan di Pasar Rawa Bening ada kontes yang berkelanjutan. Semisal minggu ini Kalimaya kontes, minggu depan Pandan, minggu selanjutnya Garut dan lainnya.
"Jadi harus lebih intens lagi kegiatan kontes-kontes batu akik seru seperti ini, diadakan setiap bulan atau tiga bulan sekali," tutupnya. ***
Kelompok 3 Praktikan PLKJ 34 Cibegol Targetkan Cetak Buku Bersama di Tasikmalaya
Feb 25, 2023Drawing Ditunda, Indonesia Terancam Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Mar 28, 2023Mau Tukar Uang Baru Buat Lebaran? Berikut Lokasinya di Jakarta, Bogor dan Tangerang
Mar 27, 2023
Comments 0