|

Soal Khofifah Jadi Cawapres Anies, Andi Arief Sebut AHY Lebih Potensial

Abdillah Balfast
Mar 11, 2023
0
1 minute

KOSADATA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief menegaskan bahwa ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jauh lebih berpotensial menjadi pasangan dari Anies Baswedan  dibandingkan Khofifah Indar Parawansa.

"Ya Khofifah juga potensial ya, tetapi bahwa berdasarkan survei dia menjadi tidak potensial. Lihat survei cawapres atau survei capres kan sangat jauh di bawah AHY," kata Andi Arief kepada wartawan, Sabtu (11/3/2023).

Bahkan, kata dia, dari simulasi sejumlah lembaga survei, duet Anies-AHY jauh lebih banyak dipilih masyarakat ketimbang duet Anies-Khofifah. Menurutnya, data kuantitatif dari survei ini sudah bisa menjawab kemungkinan-kemungkinan pemasangan tokoh yang akan mendampingi Anies Baswedan sebagai Bacapres.

Di sisi lain, kata Andi, jika pertimbangannya untuk merebut pemilih Nahdlatul Ulama (NU), AHY juga merupakan tokoh NU, sama seperti Khofifah. Begitupun, pertimbangan aspek merebut suara perempuan.

"Pemilih perempuan AHY juga banyak di Demokrat. Dan AHY banyak dipilih kaum perempuan," ujarnya.

Andi Arief pun mengingatkan, jika masih ada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kiprah politiknya masih gemilang di Tanah Air, termasuk di Provinsi Jawa Timur sendiri.

"Ini yang harus dihitung sebagai kekuatan, walaupun pak SBY mungkin hanya menjadi pandito saat ini tapi jejaknya masih ada dan masih kuat," pungkasnya.

Andi Arief juga menjelaskan bahwa pemilu presiden (pilpres) di Indonesia ini sifatnya nasional, bukan pilpres yang basisnya wilayah atau geografi.

"Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jatim dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia. Jadi itu kesalahan berpikir, jadi dan kesalahan berpikir," tegas Andi Arief.

Kemudian, Andi menjelaskan, kalau seseorang berasal dari suatu daerah dia pasti akan didukung oleh daerah itu namun tidak akan mendapatkan dukungan absolut. Seperti misalnya Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang didukung sekitar 20-30% warga Jateng, begitu juga Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) hanya didukung sekitar 10% di Jabar.

"Jadi tidak, bukan berarti representasi seorang gubernur itu pasti akan mewakili wilayah itu, itu kesalahan berpikir," ujarnya.

Andi Arief pun mencontohkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono pada Pemilu 2009 itu dipilih dan merepresentasikan dukungan seluruh Indonesia, bukan hanya di Jatim. Sehingga, penting dilihat dalam simulasi-simulasi menunjukkan bahwa Anies-AHY juga cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah. Meskipun pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Anies soal pilihan bakal cawapres.

"Tapi sekali lagi ini kan sudah kuasanya Pak Anies, silakan saja, Pak Anies kan sudah mengeluarkan 5 kriteria dan itu kriteria yang menurut kami kriterianya sangat masuk akal. Jadi tidak ujug-ujug ya, kita lihat nanti dia memilih pak AHY, Aher, Andika atau milih Khofifah. Kalau saya ditanya sbg kader Demokrat saya pasti memilih Pak AHY sebagai wakil," tuturnya.

Andi Arief mengakui bahwa Khofifah juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei lainnya juga tidak potensial, bahkan sangat jauh di bawah AHY. Jadi kalau dilihat secara kuantitatif, AHY juga dipilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sama halnya seperti Khofifah, AHY juga dipilih pemilih perempuan sama halnya dengan Khofifah. Terlebih AHY juga putra SBY yang masih memiliki pengaruh di sejumlah daerah.

"Ini yang menurut saya, dan orang jangan lupa masih ada SBY, masih ada jejak SBY di Jatim, Jateng, dan Jabar bahkan Indonesia timur dan Sumatera. Ini yang harus dihitung sebagai kekuatan. Walaupun Pak SBY mungkin hanya menjadi pandito tetapi jejaknya masih ada dan masih kuat," tandasnya.(***)

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post

Latest News