Weltevreden, Jejak Kolonial di Jantung Jakarta yang Patut Dikunjungi

Admin Kosadata
Dec 31, 2022

 

KOSADATA - Kawasan Gambir atau Weltevreden menjadi jantung Jakarta yang terus berdetak kencang. Di sinilah, kendali  pemerintahan Indonesia dijalankan. Tapi, di balik kesibukannya, Gambir menyimpan sisa kejayaan Batavia sebagai kota  kolonial   modern  di abad  20. Jejak itu kini masih tersimpan dan  bisa menjadi destinasi alternatif  saat akhir pekan.

Menyusuri Weltevreden pada masa lampau, adalah menyusuri  sejarah yang jejaknya bisa dilihat dari  bangunan-bangunan tua yang ada di kawasan tersebut. Beberapa di antaranya kini dijadikan sebagai cagar budaya. Sebut saja misalnya, Willemkerk atau Gereja Immanuel,  Gereja Katedral, Indische Woonhuis (Galeri Nasional) dan  Volksraad (Gedung Pancasila).

Sejak 1970an, tempat-tempat tersebut menjadi destinasi bersejarah favorit para turis saat berkunjung ke Jakarta. Salah satunya pelancong dari Belanda. Bahkan hingga saat ini, banyak penyelenggara paket wisata city tour di Jakarta menjadikan kawasan Weltrevreden dalam daftar kunjungan mereka.

Sebelum  pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap ke-dua, Media Jaya mencoba menyusuri sebagian kawasan Weltrevreden. Karena masih masa pandemi COVID-19, beberapa destinasi ada yang tutup. 

Pagi di Lapangan Banteng

Perjalanan menyelusuri  jejak sejarah kota kolonial modern ini  bisa dimulai dari Lapangan Banteng.  Letaknya cukup  strategis. Bisa dijangkau dengan moda transportasi, seperti Transjakarta.

Dalam buku Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, Lapangan Banteng disebut dengan Lapangan Singa pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Disebut demikian karena adanya patung berbentuk singa di tengah lapangan saat itu.

Patung singa ini sebenarnya  merupakan tugu peringatan kemenangan perang di Waterloo yang membuat Napoleon Bonaparte kalah,  sehingga Belanda bebas dari pendudukan Prancis pada 1815.

Karena itulah,  selain Lapangan Singa,  nama lain Lapangan Banteng tempo dulu adalah Lapangan Waterlooplein. Biasanya militer Belanda menggunakan


1 2 3 4 5
Post a Comment

Comments 0