Yogyakarta Diprediksi Jadi Tujuan Favorit Libur Lebaran, Pakar UGM: Waspada Gangguan Cuaca

Ida Farida
Mar 20, 2025

Yogyakarta diprediksi jadi tujuan wisatawan favorit libur lebaran tahun ini. foto: ist

KOSADATA-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diproyeksikan akan menjadi salah satu magnet utama kunjungan wisata selama libur Lebaran 2025. Berdasarkan prediksi, sebanyak 1,05 juta hingga 1,1 juta wisatawan diperkirakan akan memadati berbagai destinasi wisata di wilayah ini. Jumlah tersebut meningkat sekitar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Peningkatan kunjungan wisatawan ini diyakini membawa dampak ekonomi signifikan bagi pengelola wisata serta pemerintah daerah. Menyambut lonjakan kunjungan, berbagai persiapan tengah dilakukan guna memastikan kenyamanan wisatawan, sekaligus mengantisipasi potensi tantangan yang mungkin muncul.

 

Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada, Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si., mengungkapkan, mudik Lebaran bukan hanya soal silaturahmi, tetapi juga memicu pergerakan ekonomi melalui perputaran uang di daerah tujuan, termasuk Yogyakarta. "DIY masih menjadi salah satu tujuan favorit pemudik, terutama dengan aksesibilitas yang semakin mudah dari berbagai daerah," ujar Destha dilansir laman resmi UGM, Kamis (20/3/2025).

 

Ia menilai ragam pilihan wisata yang terus dikembangkan menjadi daya tarik tersendiri. Destinasi seperti pantai-pantai di Gunungkidul, Goa Pindul, Kali Suci, Gunung Api Purba Nglanggeran, hingga kawasan wisata di Bantul seperti Parangtritis dan Mangunan diprediksi tetap menjadi primadona. Kawasan Menoreh di Kulon Progo, dengan keunggulan lanskap alam dan sentra kuliner, juga kian diminati wisatawan.

 

Menurut Destha, media sosial turut berperan besar dalam mempengaruhi minat kunjungan wisatawan. Konten visual yang menampilkan keindahan destinasi wisata Yogyakarta dinilai mampu menggugah rasa penasaran pemudik. "Tren kuliner dan wisata yang viral di media sosial memotivasi wisatawan luar Jogja untuk berkunjung, sekadar berswafoto atau menikmati kuliner khas," ujarnya.

 

Namun, Destha mengingatkan adanya potensi gangguan cuaca selama masa libur Lebaran. Mengacu pada data BMKG DIY, cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir masih mungkin terjadi hingga awal April 2025. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kesiapan pemerintah daerah dan pengelola wisata dalam menghadapi kondisi tersebut.

 

"Upaya preventif perlu diutamakan, mulai dari memastikan tidak ada genangan air, mengelola sampah dengan baik, hingga pemeriksaan rutin terhadap kondisi pohon untuk meminimalisasi risiko bencana," tegasnya.

 

Destha juga menyoroti pentingnya penyusunan contingency plan atau rencana kontinjensi yang melibatkan koordinasi lintas sektor, termasuk keamanan dan kesehatan. Langkah ini dinilai krusial demi menjaga keselamatan dan kenyamanan wisatawan.

 

Ia mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak di DIY, seperti Pemerintah Kabupaten Sleman yang mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (SIMANTAB) sebagai platform informasi kebencanaan. Inisiatif serupa juga muncul di tingkat desa, seperti aplikasi early warning system yang digagas pengelola Desa Wisata Dewi Mulia Srimulyo, Bantul, guna memantau ketinggian muka air sungai dan mengantisipasi risiko banjir.

 

"Langkah-langkah adaptif seperti ini perlu diperluas sebagai bagian dari kesiapan destinasi wisata menghadapi situasi tak terduga," pungkasnya.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0