Batik Buatan Kaum Disabilitas Dipakai “Girl Band” Korea, Enjang Tedi Usul Ini

Yan Aminah
Dec 08, 2023

Enjang Tedi (paling kanan) memerlihatkan kain batik karya penyandang disabilitas yang dibina di Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel Jawa Barat. Foto: Ist

KOSADATA - Para penyandang disabilitas tidak boleh dipandang sebelah mata. Mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, hingga sensorik itu punya hak yang sama seperti warga pada umumnya. Tak ada beda hak antara mereka dengan yang lain.

Mereka pun bisa berkarya hingga diakui dunia. Kaum disabilitas yang tinggal di Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel Jawa Barat sudah membuktikannya. Batik buatan mereka sudah dipakai salah satu girl band asal Korea.

Anggota DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi, mengacungi dua jempol pada batik buatan para penyandang disabilitas. Di tengah keterbatasan, mereka mampu membuat karya seni yang tak terbatas. Imajinasi mereka tumpah dalam selembar kain polos yang kemudian memiliki rupa cantik nan unik.

“Motif batiknya natural dengan warna kontemporer. Polanya dibuat sesuai dengan imajinasi mereka. Tidak ada pola baku. Bebas. Itu tergantung apa yang ada dalam pikiran mereka,” terang Enjang kepada kosadata.com, Jumat, 8 Desember 2023.

Sebelumnya, batik karya mereka diperlihatkan dalam sosialisasi Perda 7/2013 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Penyandang Disabilitas yang dimotori Enjang Tedi, di gedung Widya Kusumah, Kamis, 7 Desember 2023.

Enjang berharap, batik karya kaum disabilitas itu bisa diterima oleh masyarakat luas dan memberi dampak positif yang berkesinambungan. Karya mereka bukan cuma dijadikan pajangan atau tontonan, tapi mesti jadi sumber kesejahteraan.

“Saya usulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membuat satu hari khusus sebagai hari batik disabilitas. Di hari itu, semua pegawai di pemerintahan harus memakai batik karya teman-teman disabilitas. Buatkan pergub (peraturan gubernur)-nya,” tandas Enjang.

Politisi Partai Amanat Nasional asli Garut ini meyakini, jika usulan itu terealisasi, dampaknya sangat besar. Selain batik yang menjadi warisan budaya Indonesia tetap terjaga, para kaum disabilitas pun bisa lebih berdaya.

Mereka akan lebih termotivasi untuk mengasah kemampuan diri dan membuat batik yang semakin baik secara kualitas dan kuantitas. Sementara ini, kata Enjang, satu orang bisa membuat selembar kain batik tulis dalam waktu satu pekan.

“Kita bantu teman-teman disabilitas untuk bisa lebih produktif dengan memberi pelatihan yang intensif. Saya yakin mereka mampu membuat karya-karya yang luar biasa. Selama ini kendalanya adalah minim dukungan. Pemerintah dan swasta harus bergandengan tangan untuk membuat teman-teman disabilitas lebih berdaya dan sejahtera,” papar Enjang. ***

Related Post

Post a Comment

Comments 0