Foto: Ist
Anies dan Cak Imin dari melihat usia dan kiprahnya, mereka satu generasi dan berada di generasi transisi politik orde baru dan orde raformasi. Mereka memang bukan seperti Budiman Sudjatmiko, Andi Arief atau Adian Napitupulu yang ditangkap dan dikejar-kejar tantara dalam perjuangannya menjatuhkan orde baru.
Anies dan Cak Imin juga tidak seradikal Wiji Thukul yang hilang atau Munir yang meninggal dalam mengkritik kekuasaan untuk perjuangan membela rakyat. Tetapi Anies dan Cak Imin tahu bagaimana masuk kedalam kekuasaan, berkompromi, melakukan bargaining dan akhirnya bisa mendapatkan jabatan dalam instrument kekuasaan.
Duet Anies dan Cak Imin terlepas dari dua tokoh itu bisa diterima atau tidak oleh rakyat Indonesia, khususnya dari pemilih umat Islam, keduanya adalah duet yang dihidangkan untuk dipilih oleh rakyat, khususnya umat Islam.
Mengapa saya terkesan tendensius duet Anies dan Cak Imin adalah duet untuk pemilih umat Islam, karena kenyataannya begitu. Anies yang direbranding terus menerus oleh kelompok Islam moderat dan konservatif serta Cak Imin Ketua Umum PKB dimana Partainya mempunyai basis massa NU yang banyak kalangan menyebut Islam Tradisional dan mencakup juga aliran nasionalis-religius.
Duet Anies dan Cak Imin ini juga dapat dianalisa sebagai upaya penyatuan kelompok Islam dalam satu wadah kepemimpinan Capres-Cawapres di Pemilu 2024. Anies dan Cak Imin juga diharapkan oleh yang mengawinkannya menjadi magnet untuk umat Islam
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Berjiwa Besar, AHY Ucapkan Selamat untuk Anies-Cak Imin
POLITIK Sep 04, 2023
Comments 0