Indonesia Abaikan Angkutan Umum, Subsidi Turun, Target Indonesia Emas Mustahil Terwujud

Dian Riski
Jan 20, 2025

Bus BRT dengan konsep Buy The Service (BTS). Foto dok istimewa

PEMERINTAH ABAI ANGKUTAN UMUM, SUBSIDI TURUN LEBIH 50 PERSEN, INDONESIA EMAS 2045 HANYA MIMPI

Oleh : 

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat

OPINI -Angkutan umum tidak berbicara soal kemacetan, tetapi korelasinya besar terhadap kemiskinan. Daerah miskin biasanya memiliki akses terhadap transportasi buruk. Menyayangkan pemangkasan anggaran dilakukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis yang berimbas isu lain, termasuk anggaran transportasi umum harus dikorbankan. Penyelenggaraan angkutan umum untuk memikirkan kaum fakir yang terpinggir.

 

Kemenhub menganggarkan Rp 437,9 miliar pada 2024 untuk program BTS di 11 kota dengan total 46 koridor. Pada 2025, nominalnya menyusut menjadi Rp 177,5 miliar bagi enam kota lama dan dua kota baru. Tiap kota mengantongi besaran yang berbeda, berkisar Rp 8,7 miliar hingga Rp 37,6 miliar (Kompas, 16 Januari 2025).

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program yang harus didukung, namun harus selektif, sehingga tidak banyak memotong anggaran Kementerian/Lembaga yang juga tidak kalah pentingnya dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.

 

Merujuk data Direktorat Angkutan Jalan Ditjenhubdat (Januari 2025), total penumpang yang terangkut sebanyak 72.138.046 orang (sejak beroperasi Juni 2020 hingga 2023) dengan fare box sebesar Rp 58,54 miliar. Subsidi tahun 2020 diberikan pada 5 kota dengan 19 koridor sebesar Rp 49,93 miliar, tahun 2021 di lima kota dan 26 koridor (Rp 311,71 miliar), tahun 2022 di 10 kota dengan 51 koridor (Rp 546,95 miliar), tahun 2023 di 10 kota dengan 48 koridor (Rp 573,36 miliar) dan tahun 2024 di 11 kota dengan 46 koridor


1 2 3 4 5

Related Post

Post a Comment

Comments 0