Jakarta Pasca Ibu Kota Negara, Merger Dua Provinsi Ciptakan Pemerintah Lebih Efesien

Ida Farida
Jun 17, 2024

Taprof Lemhannas RI, Dadang Solihin. Foto: ist

Ali. Ia tidak mau kalah, ingin maju, gigih, bahkan dijadikan sparring partner yang menyenangkan buat Bang Ali.

Dari suasana itu bisa digambarkan bahwa bang Ali meskipun tegas, terkesan keras dan tempramen, namun sangat menghargai argumentasi dan keputusan orang untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.

Di mata Bang Ali, Mang Ihin sangat menaruh perhatian pada masalah wilayahnya. Karena Jawa Barat daerah agraris, ia memperdalam benar masalah pertanian. Sedang Bang Ali memperdalam soal industri, perdagangan, dan jasa.

Solihin GP bukan saja tidak setuju dengan perluasan wilayah Jakarta. Secara prinsip, mengubah batas wilayah Kota Bandung pun ia tidak mau. Bupati Bandung-nya pun tidak mau. Padahal ibukota-ibukota provinsi lainnya sudah diperluas.

Bukan Bang Ali kalau menyerah, Bang Ali tetap kukuh ingin menyelesaikan soal perbatasan Jakarta dan Jabar. Apa yang sudah dikejar bang Ali mutlak harus didapat. Hemat Bang Ali agar masalah itu jangan sampai tertunda terus. Bang Ali ingin mengadakan suatu terobosan waktu itu. Tidak mau adanya perasaan khawatir, ada konflik. Dan dalam hal ini harus ada keberanian. Itu karakteristik Bang Ali.

Singkat cerita, kesepakatan dua Gubernur itu pun tercapai. Sekalipun tidak seperti yang diinginkan oleh Bang Ali, kesepakatan itu yakni ada pelurusan-pelurusan garis batas, yang tadinya berbelok-belok lalu diluruskan. Terselesaikannya batas-batas itu karena ada tekanan dari . Bukan tanpa tanggung Jawab, nampak kenegarawanan Bang Ali yakni menyediakan biayanya, ruangan, rumah, dan perkantoran untuk sekretariat Jabotabek.

Dari cara kedua pemimpin ini menghadapi persoalan kerakyatan, kedaulatan, kewilayahan, pembangunan dan peradaban patut dihormati, disegani bahkan diapresiasi setinggi-tingginya.***


1 2 3 4 5 6 7 8 9

Related Post

Post a Comment

Comments 0