Calon Bupati independen Lima Puluh Kota Ferizal Ridwan
"Kita ingin melayani setiap masyarakat yang punya persoalan sosial yang merupakan kewajiban negara dan pemimpin," katanya.
Kemudian, sudah terbiasa bagi Buya dalam menerima hak asuh terhadap yatim dan piatu dan orang tua jumpo.
"Mereka yang punya keterbatasan fisik, mereka yang ODGJ dan para orang tua jumpo yang terlantar adalah saudara kita semua," imbuh Buya
Di samping itu, Buya juga sangat peduli dengan pendidikan warga. Bahkan sudah terbiasa bagi mahasiswa di Sumbar dan Jabodetabek untuk menyampaikan keluhan kehidupan mahasiswa di tanah rantau
Yang tidak kalah penting kata Buya, kita semua harus selalu ingat sejarah. Ia mengatakan, dari sejarah kita lahir dan bisa menikmati perjuangan para pahlawan.
Karenanya, ia akan memberikan perhatian khusus terhadap daerah Basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Halaban, Lima Puluh Kota.
Dalam kurun Desember 1948–Juli 1949, dibawah pimpinan Sjafroeddin Prawiranegara, merupakan aset sejarah nasional dan Sumatera Barat yang besar, sekaligus merupakan simbol bela negara yang sangat otentik.
PDRI, yang dideklarasikan di Halaban, Lima Puluh Kota, pada tanggal 19 Desember 1948 merupakan estafet yang mengisi kekosongan pemerintahan saat Soekarno-Hatta dan sejumlah tokoh penting nasional ditawan dan diasingkan oleh Belanda. "PDRI yang pernah menyelamatkan Republik," tutupnya. (***)
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0