Menentukan Awal Puasa Ramadhan: Dua Metode Ini Yang Diakui Dalam Islam

Ida Farida
Feb 27, 2025

Foto: Pixabay

KOSADATA - Menentukan awal puasa Ramadhan merupakan bagian penting dari ibadah umat Islam, yang diatur oleh dua metode yang diakui dalam Islam: Rukyatul Hilal dan Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Kedua metode ini bersumber pada hadits Rasulullah SAW yang mengaitkan kewajiban berpuasa dengan pengamatan hilal atau bulan sabit yang baru muncul. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah kalian dengan melihat hilal, dan berbukalah dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Syaban menjadi 30 hari."

Menukil laman Baznas, metode Rukyatul Hilal mengedepankan pengamatan langsung terhadap hilal pada hari ke-29 bulan Syaban. Jika hilal terlihat pada malam itu, maka bulan Ramadhan dimulai. Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat, bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari, dan puasa dimulai keesokan harinya.

Menurut penjelasan dari Nahdlatul Ulama (NU), Rukyatul Hilal merupakan metode yang diakui dan digunakan untuk penentuan awal bulan Qamariah, termasuk Ramadhan. Rukyatul hilal dapat dilakukan dengan mata telanjang, dengan teleskop, atau bahkan menggunakan alat optik yang terhubung dengan kamera atau sensor canggih. Namun, NU menekankan bahwa meskipun mengandalkan pengamatan hilal, perhitungan astronomis atau hisab tetap digunakan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan rukyatul hilal.

Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal berlandaskan perhitungan astronomis dan perhitungan waktu peredaran bulan. Metode ini dapat digunakan meskipun hilal tidak terlihat secara langsung, selama memenuhi kriteria tertentu, seperti terjadinya ijtima' (konjungsi bulan dan matahari) sebelum matahari terbenam. Dalam hal ini, ijtima' sebelum matahari tenggelam menandakan bahwa malam itu sudah memasuki bulan baru.

Hisab diakui oleh sebagian besar organisasi Islam, seperti


1 2
Post a Comment

Comments 0