|

Mental Health Bukan Gangguan Jiwa, Begini Penjelasan dari Millway Community

Eka Putri
Apr 29, 2023
0
1 minute

KOSADATA - Saat ini Mental Health menjadi salah satu isu yang banyak diperbincangkan pada kalangan millenial karena kesehatan mental salah satu indikator kesehatan yang harus dijaga. 

Konsultan Millway Community, Fauzia Ulfah mengatakan, kaum muda saat ini sangat mudah terkena gangguan mental atau masalah Kesehatan jiwa. 

Menurutnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. 

"Sebetulnya permasalahan Mental Health bukan suatu gangguan jiwa berat namun ketika seseorang mengalaminya seringkali tidak tau cara apa yang harus dilakukan sehingga dapat menimbulkan trauma," ujar Fauzia Ulfah dalam keterangannya, Sabtu (29/4/2023).

Lebih lanjut Fauzia menjelaskan, gejala Mental Health paling umum yang ditemukan adalah merasa sedih, cemas, dan gelisah dalam kurun waktu yang lama sehingga tidak dapat konsentrasi, mengisolasi diri, acuh terhadap orang lain, karir, hobi, dan pendidikan, dan besarnya penghakiman terhadap diri sendiri. 

"Dalam kasus berat, seseorang dapat melukai diri sendiri baik dengan benda tumpul maupun tajam, serta menunjukkan tendensi bunuh diri," jelasnya.

Di zaman sekarang ini, katanya, selain memikirkan kesehatan fisik yang perlu diperhatikan juga Kesehatan mental. Jika kita mengebaikan kesehatan mental maka dapat berdampak buruk bagi hidup, terlebih jika para millennial yang belum matang secara psikis. 

"Dalam rangka mencapai Kesehatan mental yang baik perlu lingkungan yang sehat dan teman-teman yang baik. Tanpa disadari ternyata lingkungan yang tidak sehat dan mengucilkan itu juga salah satu yang membuat seseorang merasa berkecil hati," sebutnya.

"Seperti bullying, diawal hanya dianggap guyonan namun berulang akhirnya memberikan dampak yang lebih besar untuk mental seseorang, maka dari itu kita harus pintar dalam memilih pertemanan," sambungnya.

Selain itu, lanjut Fazia Ulfah, Konselor dan para pembimbing yang kompeten di lembaga pendidikan menjadi salah satu gerbang pertama menuju pengetahuan tentang gangguan mental bagi millenial. 

Menurutnya, penderita gangguan mental harus berhenti dianggap sebagai sesuatu yang aneh, hina, dan asing di masyarakat. Semua penderita, khususnya kaum millenial yang sedang berjuang membutuhkan banyak dukungan yang kuat. 

"Semua perasaan yang tercipta dalam pikiran mereka bukanlah sebuah pilihan, melainkan cobaan. Bentuk dukungan emosional & dukungan moral sangat berpengaruh terhadap kesembuhan penderita serta menghilangkan stigma di masyarakat sehingga mereka mempunyai harapan serta masa depan," pungkasnya.