Pengamat Penerbangan : 17 Bandara Internasional Masi Terlalu Banyak, di Sumatera Perlu Dipangkas

Dian Riski
Apr 26, 2024

Pengamat kritisi jumlah bandara Internasional yang masih terlalu banyak. Foto dok Kemenhub

KOSADATA - Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, pemangkasan jumlah bandara internasional di Indonesia menjadi 17 bandara pun masih terlalu banyak. Walau sudah diefisienkan sekitar 50 persen dari sebelumnya 34 bandara. 

Menurutnya bandara Internasional di daerah Sumatera masih terlampau banyak, padahal masih bisa diefisienkan 1 atau 2 bandara saja. 

Sementara, bandara Internasional di pulau Jawa memang butuh banyak karena jumlah penduduk yang cukup masif berkembang. 

"Sumatera menurut saya memang harus diefisienkan lagi ya," ujarnya kepada Kosadata, di Jakarta, Jumat (26/4/2024). 

Pemangkasan jumlah Bandara Internasional memang perlu dilakukan, untuk menjaga ketahanan negara dari pintu masuk asing. Selain itu juga bisa menjadi momen efisiensi anggaran negara, sebab tidak perlu adanya operasional bea cukai, karantina, dan imigrasi. 

"Ya memang harusnya sudah sejak lama, karena tidak efisien, apalagi semenjak Covid 19 kemarin," katanya. 

Menurut Gatot, dengan pemangkasan jumlah bandara internasional, maka akan terbentuk Hub and Spoke yang selama ini dikonsepkan pemerintah. Maskapai bisa mengoptimalkan okupansi dengan menerapkan Hub and Spoke. 

Selain itu, penerbangan juga jadi lebih efisien dengan adanya pemangkasan jumlah bandara Internasional. Menurutnya, tidak banyak pula maskapai domestik yang membuka penerbangan langsung dari bandara internasional yang dipangkas. 

"Paling seminggu 1 kali atau paling banyak 3 kali," ungkapnya. 

Maskapai juga akhir-akhir ini banyak mengurangi jumlah pesawat sehingga banyak rute internasional tidak diterbangkan. 

Keuntungan lainnya adalah, maskapai bisa mengoptimalkan okupansi dalam satu penerbangan menjadi lebih tinggi karena terbentuknya Hub and Spoke. Maskapai juga jadi lebih irit biaya operasional dan sektor pariwisata lebih berkembang. 

"Paling nanti dari sisi perjalanan pariwisata


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0