Foto: ist
Baginya, swasembada bukan hanya jargon produksi. Ia adalah wujud perlindungan terhadap sektor pangan yang strategis. “Kalau benar ingin harga terjangkau dan konsumsi protein meningkat, maka dukunglah produsen lokal, beri insentif, fasilitasi akses teknologi dan pembiayaan.”
Pudjiatmoko juga menuntut audit atas kebijakan kuota sebelumnya demi mengurai potensi konflik kepentingan. “Siapa yang diuntungkan dari kebijakan ini harus jelas. Publik berhak tahu,” tandasnya.
Dalam penutupnya, Pudjiatmoko menegaskan bahwa transisi kebijakan tidak boleh mengorbankan kestabilan pasokan dan harga daging. Ia meminta pemerintah tidak terpaku pada wacana liberalisasi, tetapi kembali menempatkan swasembada sebagai arah utama. “Swasembada bukan mimpi, selama kebijakan tidak dikorbankan demi kepentingan jangka pendek atau sekadar ganti pemain,” katanya.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0