Pemerhati kebangsaan dan sosial, Sugiyanto Emik. Foto: ist
Menurut Emik, keputusan Zelensky untuk mengenakan pakaian tempur adalah bentuk keberpihakan kepada rakyatnya yang tengah berjuang. "Sebagai pemimpin negara yang sedang dilanda perang, sikap Zelensky untuk tidak mengenakan jas adalah simbol keberpihakannya kepada rakyat. Seharusnya, hal ini tidak dipermasalahkan," tambahnya.
Bagi Indonesia, menjaga kedaulatan dalam diplomasi berarti tidak mudah tunduk pada tekanan dari negara besar. Indonesia perlu memastikan bahwa setiap langkah dalam hubungan internasional mencerminkan kepentingan nasional dan martabat bangsa.
Perseteruan antara Presiden Trump dan Presiden Zelensky di Gedung Putih bukan hanya sekadar masalah diplomatik antara dua negara, tetapi juga menjadi cermin bagi Indonesia dalam menjalani hubungan internasional. Dari sana, Indonesia dapat belajar untuk berhati-hati dalam menerima bantuan luar negeri, memastikan dasar hukum yang jelas dalam setiap kesepakatan, serta menjaga kedaulatan dan harga diri bangsa. Sebagai negara besar dengan posisi strategis di Asia Tenggara, Indonesia harus tetap teguh pada prinsip-prinsip tersebut dalam menghadapi tantangan diplomatik di masa depan.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0