Perseteruan Trump-Zelensky, SGY: Pelajaran Diplomasi bagi Indonesia

Ida Farida
Mar 03, 2025

Pemerhati kebangsaan dan sosial, Sugiyanto Emik. Foto: ist

dipermasalahkan. Itu adalah bentuk solidaritasnya terhadap rakyat yang sedang berjuang di medan perang. Sebagai pemimpin negara yang sedang dilanda perang, ia tidak perlu mengenakan jas resmi untuk menunjukkan keseriusannya. Amerika Serikat seharusnya lebih menghargai sikap tersebut,” tutur SGY.

Menurut Emik, keputusan Zelensky untuk mengenakan pakaian tempur adalah bentuk keberpihakan kepada rakyatnya yang tengah berjuang. "Sebagai pemimpin negara yang sedang dilanda perang, sikap Zelensky untuk tidak mengenakan jas adalah simbol keberpihakannya kepada rakyat. Seharusnya, hal ini tidak dipermasalahkan," tambahnya.

Bagi Indonesia, menjaga kedaulatan dalam diplomasi berarti tidak mudah tunduk pada tekanan dari negara besar. Indonesia perlu memastikan bahwa setiap langkah dalam hubungan internasional mencerminkan kepentingan nasional dan martabat bangsa.

Perseteruan antara Presiden Trump dan Presiden Zelensky di Gedung Putih bukan hanya sekadar masalah diplomatik antara dua negara, tetapi juga menjadi cermin bagi Indonesia dalam menjalani hubungan internasional. Dari sana, Indonesia dapat belajar untuk berhati-hati dalam menerima bantuan luar negeri, memastikan dasar hukum yang jelas dalam setiap kesepakatan, serta menjaga kedaulatan dan harga diri bangsa. Sebagai negara besar dengan posisi strategis di Asia Tenggara, Indonesia harus tetap teguh pada prinsip-prinsip tersebut dalam menghadapi tantangan diplomatik di masa depan.***


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0