Pilihan Gen Z, Anies-AHY Dinilai Jadi Sasaran Begal Demokrasi

Isma Nanik
Apr 04, 2023

KOSADATA - Dua tokoh perubahan, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY) dinilai sedang menjadi sasaran serangan begal demokrasi.

Kedua tokoh perubahan ini menjadi sosok paling popular pilihan generasi Z menjelang Pemilu 2024 nanti.

"Dua tokoh paling popular pilihan Gen Z ini sedang mengalami serangan dari PARA BEGAL menuju Pemilu 2024," ujar Direktur Eksekutif Lingkaran Indonesia, Taufik Hidayat dalam akun twitternya, Senin (3/4/2023).

Menurutnya, pelaku begal partai ini berkantor di Jalan Medan Merdeka Utara yang ditugaskan untuk menjegal langkah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dia menduga, pelaku begal yang dimaksud berupa upaya Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Mahkamah Agung (MA) yang dilakukan Kepala Staff Presiden (KSP) Moeldoko dan mantan kader Demokrat, Jhoni Allen Marbun untuk merebut kepemimpinan Partai Demokrat.

Di sisi lain, ungkap Taufik, dugaan pelaku begal  demokrasi lainnya ada di jalan Medan Merdeka Selatan yang diduga berupaya menghilangkan jejak prestasi Anies Baswedan saat memimpin Ibu Kota Jakarta.

"Ada pelaku begal partai di Merdeka Utara menjegal langkah mas @AgusYudhoyono & ada pelaku begal demokrasi di Merdeka Selatan menjegal mas @aniesbaswedan," kata Taufik.

Dia menilai, upaya KSP Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat dengan cara inkonstitusional dibiarkan saja oleh atasannya, Presiden Joko Widodo.

Aksi pembiaran ini, lanjut Taufik, patut diduga bahwa begal ini dilakukan secara terstruktur dan sistemik. Artinya tanda demokrasi sudah tidak baik-baik saja di Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku telah menerima informasi atas upaya Kepala Staff Presiden (KSP) Moeldoko dan mantan Kader Demokrat, Jhoni Allen Marbun yang melakukan pengajuan Peninjauan Kembali (PK) kepada Mahkamah Agung terkait kepemimpinan Partai Demokrat.

Upaya PK yang dilakukan Moeldoko Cs itu terjadi pada 3 Maret 2023, satu hari setelah Demokrat resmi mengusung Anies sebagai capres. AHY mengaku sudah memperkirakan langkah hukum Moeldoko bakal berlanjut pasca kasasinya ditolak oleh MA pada 29 September 2022.

"Forum Commander’s Call berpendapat, PK ini bukan tidak mungkin erat kaitannya dengan kepentingan politik pihak tertentu. Tujuannya jelas, menggagalkan Pen-Capres-an Saudara Anies Baswedan," ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Atas aksi Moeldoko Cs ini, AHY melakukan konsolidasi Partai Demokrat untuk menghadapi upaya PK dari pihak KLB ilegal ke Mahkamah Agung. AHY melakukan Commander's Call, atau apel pimpinan, dengan memanggil semua jajaran pengurus DPP, Fraksi PD, 1.800-an anggota DPRD Partai Demokrat dari seluruh Indonesia, 38 Ketua-ketua DPD dan hampir semua dari 552 Ketua-ketua DPC di seluruh Indonesia.

"Forum juga berpendapat, ada upaya serius untuk membubarkan Koalisi Perubahan. Tentu saja, salah satu caranya adalah dengan mengambil alih Partai Demokrat. Karena Demokrat merupakan salah satu kekuatan perubahan selama ini.," tegas AHY lagi disambut gemuruh teriakan, 'Lawan..lawan.. lawan Moeldoko"' dari para kader Demokrat.

AHY lebih lanjut mengungkapkan alasan KSP Moeldoko mengajukan PK adalah karena ia mengklaim telah menemukan empat Novum atau bukti baru.

Kenyataannya, bukti yang diklaim KSP Moeldoko itu bukanlah bukti baru. Keempat Novum itu telah menjadi bukti persidangan di PTUN Jakarta, khususnya dalam perkara No.150/G/2021/PTUN.JKT, yang telah diputus, tanggal 23 November 2021.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0