Oleh: Hendri Teja
Direktur Eksekutif Political Design
Salah fokus (Salfok) saya saat melihat AHY nge-vlog pas nobar konser Dewa. Anies Baswedan yang duduk di sebelah AHY, mulanya tidak ngeh, tetapi begitu dikode ia langsung tune in.
Dan bersama 65 ribuan orang yang memadati JIS, mereka kompak menyanyikan “Risalah Hati”.
Spontanitas AHY adalah khas kalangan muda. Hampir dua dekade mengabdi sebagai patriot bangsa di dunia militer, tak menjebak pribadinya menjadi kaku. Sementara kesigapan Anies merespon, mengisyaratkan umur hanya angka. Anies khatam urusan tingkah pola kalangan muda.
Makanya, gestur Anies-AHY sepanjang nobar mengesankan kebersamaan, saling merasa nyaman. Bagi kalangan muda, kebersamaan Anies-AHY ini punya satu kata: asyik!
Wajar jika riset big data LP3ES-Continuum (INDEF) mendapuk AHY sebagai kandidat Cawapres yang paling banyak diperbincangkan secara positif oleh netizen.
Total perbincangan terkait AHY mencapai 16,2 ribuan. Jumlah ini jauh melampaui Eric Thohir, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, dan Ridwan Kamil yang tidak mencetak seribu perbincangan. Khofifah Indar Parawansa tak masuk lima besar.
Riset big data LP3ES-Continuum (INDEF) juga menempatkan Anies-AHY sebagai paslon yang paling didukung netizen. Dukungan netizen agar AHY dipasangkan dengan Anies, jauh meninggalkan 4 tokoh lainnya.
Tentu ini lantaran netizen didominasi oleh kalangan muda. Tapi bukan semata-mata karena Anies-AHY adalah sosok yang asyik. Melainkan, tersebab Anies-AHY dianggap dapat menjawab kegelisahan kalangan muda atas situasi Indonesia yang tidak sedang baik-baik saja.
Yup, kalangan muda Indonesia ingin perubahan.
Tidak percaya? Tengoklah Laporan Survei Pemilih Muda, CSIS, Agustus 2022. Tiga kompetensi utama pemimpin 2024 yang dianggap penting bagi pemilih muda adalah kemampuan membuat perubahan, kepemimpinan di saat krisis, dan kemampuan membuat kebijakan inovatif.
Bukankah tiga kompetensi ini menggambarkan hasrat perubahan dan perbaikan?
Tiga kompetensi ini ada pada Anies-AHY. Anies yang sukses mengubah wajah Jakarta yang kaku, bengis dan jamak memaki menjadi lebih manusiawi. Anies punya segudang kebijakan inovatif yang menuai apresiasi publik dan masyarakat internasional.
Sementara AHY, sukses memimpin ratusan ribu kader Demokrat se-Indonesia. Alhasil, Demokrat makin memantapkan posisinya sebagai oposisi yang lurus dan gigih, misalnya perihal penolakan atas RUU Haluan Idelogi Pancasila dan UU Cipta Kerja.
Demokrat di bawah kepemimpinan AHY adalah Demokrat yang makin merakyat. Demokrat yang dengan kalangan muda makin dekat.
Last but not least, Anies-AHY merupakan tokoh perubahan yang bukan kaleng-kaleng. Mereka sudah kenyang disleding-banting pendukung rezim. Tapi, seperti kata SBY, “tidak pernah ada jalan yang mudah dan lunak untuk mencapai cita-cita yang besar.” Anies-AHY sudah membuktikannya.
Meskipun Anies terus diganggu selama menjabat Gubernur Jakarta. Meskipun AHY harus menumpas begal partai yang didukung oleh kekuasan.
Mereka sukses menapaki jalan sulit dan keras menuju pencapaian karya-karya nyata itu. Dan kalangan muda mengapresiasi perjuangan mereka.
Kalangan muda Indonesia ingin perubahan. Dan spirit perubahan itu ada pada Anies-AHY.***
Kelompok 3 Praktikan PLKJ 34 Cibegol Targetkan Cetak Buku Bersama di Tasikmalaya
Feb 25, 2023Kapolri Ajak Masyarakat Jadikan Momentum Ramadan untuk Berlomba Berbuat Kebaikan
Mar 23, 2023Selama Bulan Ramadan Pengguna Commuter Boleh Buka Puasa di KRL, Begini Aturannya
Mar 23, 2023Presiden Jokowi Dikirimi Surat Gegara SKK Migas Gunakan Pipa Clad dari Luar Negeri
Mar 23, 2023Libatkan 3000 orang, ASDP Dukung Program Padat Karya Kapal Perintis melalui TJSL
Mar 23, 2023
Comments 0