KOSADATA - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menjadi sasaran kekesalan sebagian pedagang di Pasar Banjaran. Ia jadi bahan bulan-bulanan lantaran kebijakannya dalam merevitalisasi pasar tersebut. Bahkan, keputusannya itu digugat ke meja hijau.
Â
Dadang bergeming. Mantan kepala desa yang kini jadi orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten Bandung itu tak menghentikan langkahnya dalam merealisasikan rencana revitalisasi pasar yang sudah digaungkan sejak 2006 silam.
Â
Sejak dilakukan penandatanganan kerja sama Bangun Guna Serah dengan PT. Bangun Niaga Perkasa pada 11 Januari 2023, Pemerintah Kabupaten Bandung bergerak masif untuk membangun Pasar Sehat Banjaran.
Â
“Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pasar. Insya Allah, dengan revitalisasi ini keberadaan Pasar Sehat Banjaran nantinya bisa dinikmati oleh semua pedagang, menjadi pasar modern dan andalan warga sekitar,†ujar Dadang dalam Penandatanganan Keputusan Bupati tentang Mitra BGS.
Â
Ia memaparkan, anggaran revitalisasi Pasar Banjaran berasal dari dana swasta, sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pola serupa akan diterapkan dalam penyediaan infrastruktur dan sarana perdagangan untuk Pasar Sehat Cicalengka, Soreang, dan Majalaya.
Â
Revitalisasi pasar rakyat menjadi satu tembakan yang bisa membidik empat target sekaligus. Dengan dibangun kembali, selain membuat pasar jadi nyaman untuk penjual dan pembeli, masalah kemacetan lalu lintas dan tumpukan sampah bisa teratasi. Pun bakal membuka kesempatan kerja.
Â
“Kami berharap, pembangunan kembali pasar ini dapat menyerap tenaga kerja baru, serta menjadikan Pasar Sehat Banjaran semakin eksis dan mampu bersaing dengan pasar modern yang kian berkembang,†ujar Dadang.
Â
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah, menyebutkan, saat ini sebagian besar pedagang sudah menempati area relokasi yang disediakan pemerintah.Â
Â
Lebih dari 1.300 pedagang sudah mengisi pasar sementara di area Alun-Alun Banjaran dan bekas tempat pembuangan sampah sementara. Namun, sekitar 300 pedagang masih bertahan di tempat lama lantaran beberapa alasan.
Â
Mereka enggan pindah ke tempat relokasi, karena keberatan dengan harga kios yang mencapai Rp20 juta per meter. Sementara kondisi perekonomian para pedagang masih tertatih setelah ambruk dihantam pandemi Covid-19.Â
Â
Selain membentangkan spanduk-spanduk bernada protes di area pasar, mereka juga mendatangi kantor DPRD Kabupaten Bandung untuk menyampaikan berbagai keluhan. Bahkan, surat keputusan bupati Bandung terkait revitalisasi Pasar Banjaran sedang digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung.
Â
Ketua Kelompok Warga Pedagang Pasar Banjaran, Eman Suherman, mengatakan, selain keberatan dengan harga kios yang mahal, para pedagang pun menuntut kompensasi dari pembangunan swadana kios-kios pascakebakaran yang terjadi beberapa tahun lalu.
Â
"Kios kami yang dibangun oleh pedagang pasar tidak diperhitungkan satu persen pun. Seharusnya ada komisi dan sebagainya tapi kami tidak diberi kesempatan untuk hal itu. Ini langsung saja dengan biaya sekian, sehingga kami keberatan," paparnya.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0