Kondisi seperti ini dijaman kolonial terjadi karena korporasi asing, VOC dll., menghisap kekayaan kita. Saat ini penghisapnya adalah oligarki dan mafia-mafia itu. Ada mafia gula, mafia beras, mafia kedelai, mafia hukum, dll. Mafia pangan, dulu sering disorot sebagai "seven samurai".
Pada saat Indonesia, misalnya, menjadi produsen terbesar minyak goreng, kita menyaksikan sendiri rakyat miskin mengular antri minyak goreng dan harga tinggi. Begitu juga BBM, yang harganya diluar kewajaran untuk dibayarkan rakyat miskin. Banyak contoh lainnya dalam kontradiksi yang ada saat ini.
Anies dan Perang Semesta
Dalam pidatonya, baik kemarin dan hari ini, Anies sudah mencanangkan perang. Perang artinya Anies memperlihatkan perlawanan pada kelompok-kelompok yang ingin menjadikan negara sebagai alat untuk dirinya dan kelompoknya. Pertama, Anies meminta agar cita-cita Founding Fathers dikembalikan. Kita harus kembali ke spirit UUD'45. Negara harus hadir untuk kemakmuran bersama. Kedua, Anies meminta agar demokrasi ditegakkan kembali. Negara harus bisa dikontrol harus ada "check and ballance". Bukan negara ekstraktif tapi harus inklusif.
Reformasi dimaksudkan untuk mengkoreksi Orde Baru yang tidak punya demokrasi. Rakyat hanya menjadi penonton. Oleh karenanya, dalam 25 tahun refleksi reformasi ini, Anies meminta negara bisa dikontrol dan rakyat harus bisa bebas berpartisipasi. Jangan ada penangkapan pada kelompok kritis.
Ketiga, Anies ingin mafia-mafia disingkirkan. Segera. Karena mafia ini merupakan instrumen penghisap dan memiskinkan
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0