Konflik Timur Tengah Beresiko Buruk bagi Ekonomi Indonesia

Dian Riski
Jun 04, 2024

Masyrofah, Pengamat Konflik Timur Tengah & Diplomasi Indonesia/Akademisi UIN Jakarta. Foto dok FMB

KOSADATA - Konflik berkepanjangan di Timur Tengah tak hanya membawa penderitaan bagi masyarakat di wilayah tersebut, tetapi juga menimbulkan dampak ekonomi yang luas bagi negara-negara dunia, tak terkecuali Indonesia.

Karenanya penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya Israel-Palestina, harus segera dilakukan untuk mencegah potensi resiko buruk terhadap perekonomian global.

Baca juga: Indonesia Sampaikan Keberhasilan Implementasi Inaportnet di Sidang IMO London

Pengamat Konflik Timur Tengah dan Diplomasi Indonesia yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Masyrofah mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang terancam secara ekonomi akibat dinamika geopolitik di Timur Tengah.

Sebab Indonesia merupakan pengimpor minyak yang bersumber dari negara-negara di Timur Tengah.

“Ini menjadikan titik poin bahwa isu Palestina bukan isu yang harus berlarut-larut lagi, harus segera diselesaikan,” ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Menakar Dampak Konflik Timur Tengah bagi Indonesia', dilansir Selasa (4/6/2024).

Menurutnya, konflik berkepanjangan hanya akan mengganggu berbagai sektor perekonomian. Misalnya mengganggu rantai pasokan barang dan jasa, yang pada akhirnya berimbas pada kenaikan harga produk dan inflasi.

Karena itu, Masyrofah menilai, pengakuan dari tiga negara Eropa, yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol, serta pemberian hak penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Palestina harus dijadikan momentum untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.

“Tiga negara Eropa sudah mengakui negara Palestina, ini jadi momentum bahwa isu Palestina ini harus segera diselesaikan, tidak boleh berlarut-larut lagi,” tuturnya.

Selanjutnya


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post