Mahasiswa ITS Kembangkan Energi Ramah Lingkungan dari Lumpur Sidoarjo

KOSADATA – Lumpur Lapindo di Sidoarjo yang selama ini identik dengan bencana, kini justru menjadi sumber harapan baru berkat tangan kreatif sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Fitria Nur Laily, mahasiswa doktoral dari Departemen Teknik Kimia ITS, berhasil mengembangkan teknologi Microbial Fuel Cell (MFC) berbasis lumpur Sidoarjo untuk menghasilkan energi listrik alternatif yang ramah lingkungan.

Berangkat dari keresahan akan keterbatasan akses listrik di berbagai pelosok negeri, Fitria menciptakan inovasi yang sederhana namun berdampak besar. Dengan memanfaatkan kandungan mikroba alami dalam lumpur Sidoarjo, ia mengubah limbah organik menjadi energi terbarukan. "Lumpur ini memiliki suhu tinggi dan mikroba hidup yang mempercepat proses pembentukan energi," ujar Fitria dilansir laman resmi ITS, Selasa (18/3/2025).

Teknologi MFC yang dikembangkan Fitria bekerja dengan cara menggabungkan limbah organik, seperti sisa makanan dan kotoran, dengan lumpur yang kaya mikroba. Melalui reaksi kimia di dalam sel volta, proses ini menghasilkan aliran listrik yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan mampu menyalakan lampu LED secara berkelanjutan.

Tak hanya berhenti di laboratorium, pengalaman Fitria saat mengikuti pertukaran pelajar di Saga University, Jepang, turut memperkaya penelitian ini. Di Negeri Sakura, ia mendalami teknologi MFC berbasis sensor, yang memperhatikan metabolisme mikroba dan adaptasi lingkungan. Ilmu yang ia bawa pulang membantu menyempurnakan purwarupa MFC miliknya agar menghasilkan daya listrik yang lebih optimal.

Selama satu bulan penuh, Fitria melakukan serangkaian uji coba, menambah variasi limbah organik untuk meningkatkan efisiensi energi. Hasilnya, energi listrik yang dihasilkan dapat disimpan dalam bank daya, membuka peluang pemanfaatan lebih luas.

Namun, lebih dari sekadar pencapaian akademik,