IKN Dirancang Jadi Kota Pintar, Akademisi ITS Ingatkan Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Ida Farida
Apr 29, 2024

Ardy Maulidy Navastara, Kepala Laboratorium Perancangan dan Pengembangan Kota, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Foto: ITS

KOSADATA - Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ardy Maulidy Navastara mengingatkan pemerintah agar tetap memberdayakan masyarakat lokal dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Meski memiliki konsep kota pintar yang sering kali dikaitkan dengan penggunaan teknologi mutakhir, namun pengembangan kota pintar tetap harus melibatkan dimensi manusia.

 

“Kota diciptakan untuk manusia, oleh karena itu perlunya memberdayakan masyarakat sebagai kunci utama,” ujar Ardy dilansir dari laman resmi ITS, Senin (29/4/2024).

 

Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota  itu menegaskan, proyek IKN harus menekankan pentingnya peran masyarakat lokal untuk memastikan pembangunan yang inklusif.

 

Dengan konsep yang berdekatan dengan masyarakat, konsep pengembangan smart city dianggap sebagai langkah tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan efisiensi dalam manajemen kota, pengelolaan sumber daya, dan layanan publik. 

 

Hal ini tidak hanya menjadikan kota lebih kompetitif dan menarik bagi investasi, tetapi juga menciptakan peluang inovasi dan wirausaha baru yang berpotensi signifikan terhadap pembangunan ekonomi lokal dan nasional dapat dicapai.

 

Di sisi lain, kepala Laboratorium Pengembangan Perkotaan dan Desain tersebut mengungkapkan bahwa pembangunan IKN sebagai kota cerdas tentunya menghadapi beberapa tantangan. 

 

Strategi efektif diperlukan untuk memaksimalkan proses perencanaan dan implementasi yang efisien, serta mengatasi kesenjangan digital dan memastikan akses teknologi yang merata. Manajemen lahan yang efisien dan adaptif juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan kota cerdas.

 

Dari berbagai tantangan tersebut, Ardy menggarisbawahi empat prinsip penting dalam integrasi sumber daya manusia ke dalam konsep kota pintar. Pertama, prinsip kesetaraan harus diutamakan, memastikan masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk masyarakat adat, guna mendapatkan perlakuan dan hak yang setara. 

 

“Kedua, aksesibilitas


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0