Mereka yang Menolak Dikubur di Makam Pahlawan, Ingin Selalu Dekat Rakyat

Yan Aminah
Jul 07, 2024

Mereka yang Menolak Dikubur di Makam Pahlawan, Ingin Selalu Dekat Rakyat: kolase

Desember 1912, ini sejak kecil memang sudah bercita-cita jadi penerbang. Untuk mewujudkannya, pada September 1931, Soerjadarma dafar Akademi Militer di Breda, Belanda, hingga lulus pada 1934.

Setelah itu, Soerjadarma ditempatkan di Satuan Angkatan Darat Belanda di Nijmigen, Negeri Belanda. Satu bulan kemudian dipindahkan ke Batalyon I Infantri di Magelang sampai November 1936.

Kendati sempat dua kali mengikuti test masuk Sekolah Penerbang lantaran sakit Malaria, ia tak patah arang. Berkat keuletan dan kemauan yang keras, pada test yang ketiga Soerjadarma akhirnya diterima menjadi siswa penerbang yang diselenggarakan di Kalijati, dan selesai pada 1938.

Sejumlah pendidikan lain dan berbagai tugas ia emban selama hidupnya. Tiga di antaranya adalah Kepala Staf AURI, penasihat Militer Presiden RI, serta Menteri Pos dan Telekomunikasi. Pada Sabtu, 16 Agustus 1975, Soerjadarma meninggal dunia dan dikebumikan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta.

Sarwo Edhie Wibowo

Nama yang satu ini kerap disebut saat membahas soal Partai Komunis Indonesia. Dia adalah Sarwo Edhie Wibowo, Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat atau RPKAD yang berhasil menumpas gerakan 30 September.

Pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1927, ini punya ketertarikan pada dunia militer setelah melihat tentara Jepang. Dari semula jadi anggota Barisan Pemuda atau tentara cadangan yang dibentuk Jepang, hingga bergabung Badan Keamanan Rakyat yang kini menjelma jadi Tentara Nasional Indonesia.

Selain Komandan RPKAD, ayah dari Kristiani Herrawati, istri Susilo Bambang Yudhoyono, itu pernah menjadi Pangdam II/Bukit


1 2 3 4 5 6

Related Post

Post a Comment

Comments 0