Rawan Serangan Hacker, IDSF Beri Masukan Agar Bandara Punya Keamanan Siber Andal

Dian Riski
Oct 21, 2024

Founder Indonesia Digital Society Forum (IDSF) Muhammad Awaluddin. Foto dok Istimewa

KOSADATA - Industri penerbangan dunia termasuk di Indonesia secara berkelanjutan terus mengadopsi teknologi untuk mendukung operasional dan pelayanan.

Di antara para pelaku industri penerbangan, penggunaan teknologi informasi yang kompleks dapat ditemui di kawasan bandara yakni untuk mengontrol lalu lintas udara, kemudian dalam hal manajemen bandara antara lain mengatur alur penumpang, jadwal penerbangan, check-in penumpang dan bagasi, serta berbagai fasilitas operasional, keamanan dan pelayanan.

Founder Indonesia Digital Society Forum (IDSF) Muhammad Awaluddin mengatakan adopsi teknologi ini harus dibarengi dengan aspek keamanan siber atau cyber security. 

“Penting bagi bandara untuk memastikan aspek security ciber. Terlebih, sistem di bandara juga harus terhubung dengan berbagai jaringan eksternal seperti internet dan sistem milik stakeholder lain, sehingga cukup rawan terhadap adanya serangan siber,” ujar Muhammad Awaluddin, di Jakarta, dikutip Senin (21/10/2024)

IDSF memiliki catatan bahwa sejak 2019 hingga 2022 sudah terjadi 6 serangan siber yang dialami industri bandara di kawasan Eropa, Oceania dan Amerika Serikat

Muhammad Awaluddin menuturkan, keamanan siber menjadi salah satu tantangan besar bagi industri penerbangan di era digitalisasi saat ini.

Di tengah tren dunia penerbangan yang mengadopsi teknologi terbaru secara cepat, bandara sebagai pusat operasi penerbangan global harus memiliki standar keamanan siber yang ketat.

Kolaborasi stakeholder dibarengi dengan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi kunci utama dalam melindungi bandara dan penerbangan dari ancaman kejahatan siber.

Lebih lanjut, IDSF memiliki sejumlah rekomendasi bagi regulator dan operator bandara untuk terus memperkuat aspek keamanan siber.

Muhammad Awaluddin


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0