"Karena nyawa itu sangat berharga, maka penderaan terhadap nyawa harus segera diakhiri. Dibalik tirai ekonomi, kita harus terbangun menyadari bahwa setiap korban perdagangan manusia adalah nyawa yang terjebak dalam kekejaman dan hanya melalui kesadaran dan tindakan bersama kita dapat memutus mata rantai penderitaan ini," ucapnya.
Sementara itu, Maria menjelaskan bahwa media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi berkaitan dengan TPPO atau penyaluran PMI ilegal yang kerap dilakukan masyarakat pinggiran atau warga dengan pengetahuan rendah.
"Pelaku perdagangan manusia memanfaatkan teknologi untuk menyasar para korban, terutama melalui media sosial, sehingga sama penting untuk memerangi mereka menggunakan strategi media yang sama kuatnya, karena strategi media yang efektif dapat menjadi instrumen penting dalam mengatasi masalah ini," kata wanita berkaca mata yang akrab dipanggil Nana ini.
Menurut Nana, media merupakan katalisator yang dapat membentuk opini masyarakat hingga menciptakan sebuah perubahan. Melalui media, lanjutnya, akan meningkatkan kesadaran terkait prevalensi dan konsekuensi dari perdagangan manusia.
"Media memiliki peran penting dalam menyoroti isu-isu global seperti perdagangan manusia. Media berfungsi sebagai katalisator bagi pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang efektif untuk memerangi dan mencegah perdagangan manusia," pungkasnya.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0