Ramai-Ramai Nenek Wisuda: Tawa, Ijazah, dan Asa Baru dari Kalideres

Ida Farida
Nov 27, 2025

Foto: ist

diam atau tidak berdaya. Yang sudah Setara (S) 3 bisa diberdayakan menjadi mentor, guru pembimbing untuk adik-adik kelasnya," kata Lisniawati.

Camat Kalideres, Wukir Prabowo, menyebut Sekolah Lansia ini sebagai yang pertama dan satu-satunya di wilayah tersebut.

“Wilayah lain belum bisa mengikuti. Ini mendapat perhatian dari pimpinan tingkat kota. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu agar mereka bisa berkarya, sehat dan hati senang,” ujarnya.

Djuhaeriah, Kepala Sekolah Lansia Anggrek Merah, menjelaskan bahwa ini adalah angkatan ketiga. Selama enam bulan, para lansia menerima pembelajaran keterampilan, kerohanian, tari, hingga pemeriksaan kesehatan rutin.

“Mereka mendapatkan bimbingan dari para instruktur,” ucapnya.

Wisuda ini juga dihadiri Wakil Ketua TP PKK Kota Jakarta Barat Eti Syartika Yuli Hartono, Camat Kalideres, Lurah Kalideres, hingga perwakilan rumah sakit dan pengurus wilayah. Namun, pusat panggung hari itu bukanlah para pejabat—melainkan para nenek yang berkali-kali menahan tawa dan air mata bangga di bawah toga hitam mereka.

Di tengah tepuk tangan panjang, para wisudawati melambaikan tangan seperti anak-anak muda yang baru menamatkan kuliah. Di hadapan mereka tidak ada ijazah bergengsi, tetapi ada sesuatu yang lebih penting: rasa percaya diri yang pulih dan ruang kecil untuk merasa muda kembali.

Masitoh merapikan toganya. “Senang sekali,” katanya pelan. Dan pada wajahnya, tampak sesuatu yang tak bisa dibohongi: bahwa belajar tak mengenal usia, dan bahagia bisa ditemukan di bangku sekolah—meski rambut sudah memutih.***

 

Berita terkini lainnya bisa diikuti melalui kanal Google News KOSADATA.


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0