Tidak ada meja, para siswa SD Muhammadiyah As Salam, Garut, terpaksa belajar lesehan
Ia mencontohkan, pada 2017 dan 2018, anak-anak didiknya menjadi juara dalam olimpiade matematika dan IPA tingkat kecamatan, termasuk berprestasi di pentas PAI, sehingga mewakili kecamatan untuk berlomba di tingkat kabupaten.
“Alhamdulillah, semakin ke sini semakin ada perhatian. Anak-anak dan masyarakat juga antusiasnya sangat tinggi, karena ingin ada sekolah yang dekat dengan tempat tinggal mereka,” tandas Rini.
Ia memaparkan, keinginan warga untuk ada sekolah di sekitar tempat tinggalnya bukan tanpa alasan. Jarak ke sekolah negeri sekitar tiga kilometer. Bila hujan, anak-anak memilih tidak berangkat sekolah, karena akses jalannya sulit dilewati.
Maka, masyarakat sepakat untuk merintis sekolah dekat tempat tinggal agar mudah diakses anak-anak. Pada 2010 mulai dirintis sekolah dengan kondisi seadanya. Berada di atas bukit, ruang belajarnya bukan bangunan permanen, tapi terbuat dari bilik bambu dan bahan-bahan alakadar lainnya.
Kendati begitu, semangat belajar anak-anak dan dorongan masyarakat tak pernah kendur. Tak heran, sampai sekarang sudah ada delapan angkatan yang lulus dari sekolah ini. Namun, hingga saat ini para siswa SD Muhammadiyah As Salam harus belajar lesehan.
Sebanyak 124 siswa belajar di atas lantai tanpa alas. Itu lantaran sekolah ini belum mempunyai fasilitas kursi dan meja belajar. Kendati sudah beberapa kali mendapat bantuan, namun itu untuk rehab ruangan, bukan buat kursi dan meja belajar.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0