Persatuan Islam dan Kesusasteraan Islam

Joeang Elkamali
May 24, 2023

yang dilakukan Persis pada masa itu biasanya selalu memancing kepenasaran orang-orang luar untuk menyaksikannya.

Bahkan ketika A. Hassan melakukan perdebatan secara terbuka dengan perwakilan Ahmadiyyah dilaksanakan sampai tiga hari berturut-turut dihadiri ratusan orang bahkan sampai diliput beberapa media masa pada saat itu salah satunya majalah Fikiran Rakjat. Selain melalui perdebatan secara langsung.

Ada juga perdebatan yang dilakukan melalui media masa seperti saat Komite Pembela Islam mendebat seorang pendeta yang menghina Islam dan Nabi Muhammad melalui majalah Pembela Islam juga polemik panjang antara A. Hassan dengan Soekarno lewat surat-suratnya. Serta perdebatan antara A. Hassan dan Buya Hamka yang berlangsung hampir berbulan-bulan lamanya. Bahkan A. Hassan sampai menulis satu nomor khusus di majalah Al-Lisaan dengan judul Pengajaran Bahasa Arab untuk Buya Hamka. Bahkan untuk nomor itu, majalahnya dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Selain melalui media penerbitan. Dakwah Persis pun dilakukan melalui media pendidikan. Hal itu bisa dibuktikan dengan pendirian Pendidikan Islam (Pendis) oleh Mohammad Natsir yang merupakan cikal bakal berdirinya Pesantren Persatuan Islam yang sampai hari ini jumlahnya kurang lebih ratusan pesantren yang tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Bangil, Jawa Timur.

Media penerbitan dan publikasi pun tak lupa dijadikan sebagai salah satu sarana dakwah Persis seperti diterbitkannya majalah Pembela Islam, Aliran Islam, Al-Lisan, At-Taqwa, Lasykar Islam (kelanjutan dari majalah Pembela Islam yang dibredel Belanda), Al-Fatwa, serta majalah Al-Muslimun yang diterbitkan A. Hassan dari Bangil.

Selain melalui media masa seperti majalah. Persis juga memanfaatkan media penerbitan buku-buku para ulama Persis yang terkenal produktif di masa itu seperti A. Hassan dengan hampir 83 bukunya dimana


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Related Post

Post a Comment

Comments 0